Rabu, 19/Mar/2025 13:09 WIB

Mengenang Dr Hery Agung : Pembalap Serbabisa Abaikan Profesi Dokter Demi Balap

Almarhum dokter Hery Agung Setianto, pribadi yang menyenangkan



OTOSTAR.ID - Blantika balap Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Iya, Dr Hery Agung Setianto (60 tahun) meninggal dunia di rumah sakit Kariadi Semarang sekira pukul 19.00 WIB karena sakit. 

Dokter Hery Agung sempat dirawat di ICU RS Kariadi karena mengeluh sakit. “Mas Hery Agung meninggal dunia tak lama setelah dipindahkan dari ICU ke kamar 308 Ruang Garuda RS Kariadi malam ini,” ungkap Dr Hery Unggul, adik kandung Hery Agung yang juga berprofesi dokter.

Pekan lalu, keduanya (Dr Hery Agung dan Dr Hery Unggul) mengikuti Kejurnas Sprint Rally 2024 putaran 2 di sirkuit Adisucipto Gravel Sport Yogyakarta. Kali ini, sang adik Hery Unggul bertindak sebagai sopir, navigator Hery Agung.

Mereka turun di kelas F3 menggunakan Mitsubishi Colt, dan berhasil meraih podium juara.

“Iseng aja mas,” kata Dr Herry Agung dengan senyum ramah khas dokter yang pernah nggak bersedia ditulis di media karena alasan nggak mau ketahuan instansinya tempat bekerja.

Saat itu, dokter Hery Agung muda masih dinas sebagai dokter di rumah sakit Demak, Jawa Tengah. Dokter Hery Agung adalah Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang angkatan 1983.

Tidak banyak yang kami bahas saat bertemu di Jogja pekan lalu. Cuma agak herannya kok, kali ini dokter Hery Agung turun di ajang Sprint Rally?

Padahal, saat bertemu di Kejurnas Sprint Rally 2023 di GBLA Bandung, dokter Hery Agung hadir sebagai penonton dengan motif bertemu teman-temannya, salah satunya Hade Mboi yang pernah jadi navigatornya.

Pasalnya, dari cerita dokter Hery Agung di Bandung itu, bahwa jantung dia telah dipasang 12 ring. Wow! Artinya, dokter Hery Agung oleh dokter memang sudah dilarang tidak boleh mengikuti balapan, atau aktivitas balapan, karena kondisinya yang memang sakit. 

Namun hadir di ajang motorsport bagi mantan pembalap serbabisa yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah ini, menjadi tambahan energi baru karena hati menjadi senang.

Maka itu, keluarganya, termasuk sang adik membolehkan jika dokter Hery Agung menonton balap selama masih di Pulau Jawa.

PEMEGANG REKOR DRAG RACE 402 M  

Saking sangat hobinya dengan dunia balap, dokter Hery Agung menyebutkan balap adalah profesinya. Sedangkan dokter hanyalah hobi. Dari semula ngumpet-ngumpet, akhirnya terbuka kepada keluarga maupun instansinya bekerja. 

Hampir seluruh cabang olahraga balap pernah dilakoni dokter Hery Agung. Balap motor tentu cabor pertama yang dijajal dan kemudian ditekuni.

Selain itu, masih di cabor roda dua, dokter yang kalem dan ramah namun 'bengis' di lintasan balap ini selanjutnya nyemplung di balap garuk tanah : motocross.

Berpindah ke roda empat, dokter Hery Agung kali pertama terjun di slalom. Prestasinya yang langsung menonjol, membuatnya direkrut Kukrit SW masuk tim slalom Suara Merdeka Semarang.

Masih aktif slalom, dokter Hery Agung menjajal ajang Sprint Rally dan Rally. Saat itu, dia direkrut tim Bosowa milik Sadikin Aksa. Di situ, dokter Hery Agung "dijodohkan" dengan Hade Mboi sebagai navigatornya.

Energi balap dokter Hery Agung terus menyala, hingga kemudian mulai merambah ajang balap mobil di Sirkuit Internasional Sentul Bogor. Bahkan secara paralel, Dokter Agung mulai merambah drag race. 

Prestasinya yang mengkilap, dokter Hery Agung kemudian direkrut mendiang Gunawan Tjandra pemilik tim Firna Protehnick yang saat itu sebagai tim drag race paling elit dan tanpa tanding.

Di ajang adu kebut jarak pendek 402 meter, dokter Hery Agung memegang rekor tercepat hingga saat ini, bersaing dengan Wiewie Rianto rekan satu pengemudi.

Dia mencetak sejarah tersebut di diagram batang Sentul menggunakan Nissan Fairlady. 

Praktis, tidak ada akhir pekan tanpa balap bagi dokter Hery Agung. Profesi dokter seperti hanya pajangan saja. Karena dia lebih antusias ngobrol balap dibandingkan kedokteran.

Kini Sang Legenda Balap Indonesia ini telah berpulang, dengan meninggalkan torehan emas prestasi di hampir seluruh cabor balap yang diikutinya.

1000 lebih piala, trofi dan plakat juara balap ada di rumahnya, Perum Permata Semeru, Karangrejo, Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang.

Besok Selasa (4/6/2024) pagi pukul 10.00 WIB, jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Semarang ke Temanggung. Almarhum akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Temanggung, Jawa Tengah. 

Selamat jalan Sang Legenda Balap Indonesia. (**)

 

 




BACA JUGA