Selasa, 17/Jun/2025 17:53 WIB

TCR Asia Series 2025 : Benny Santoso Tampil Brilian di Sirkuit Shanghai China, Rebut Trofi Juara

Benny Santoso dengan senyum lega di podium juara TCR Asia Series 2025 di Shanghai International Curcuit China. (foto2 : bayu sulistyo perfourm)



OTOSTAR.ID - Pembalap Benny Santoso memang ciamik. Satu-satunya pembalap asal Indonesia ini tampil trengginas pada seri pembuka TCR Asia Series 2025 di Shanghai International Circuit, China.

Hasilnya, pembalap asal Brebes (Jawa Tengah) ini berhasil raih trofi juara pertama TCR Asia Series 2025 race 1 kelas AM pada Sabtu (26/4/2025) pagi.

Hyundai Elantra N TCR

Start dari posisi 9, Benny yang menunggang Hyundai Elantra N TCR langsung merangsek ke depan di lintasan sepanjang 5,1 km yang tahun ini kembali digunakan untuk balap mobil F1.

Hingga akhirnya finish P1, Benny dengan bendera Z Speed Motorsport berhasil mengovertake 4 pembalap di depannya. Sedangkan untuk overall, Benny P5.

Ayahanda pegokart Zavian Fabrizio Santoso ini berhasil menjadi juara pertama dari total 19 pembalap yang turun di TCR Asia Series 2025 yang turun di kategori kelas AM dan Pro.

Benny Santoso, talenta unggul balap mobil dari Brebes. (foto2 : bayu sulistyo perfourm)

"Alhamdulillah, bisa P1. Terima kasih kepada tim teknik ZSpeed Motorsport dan seluruh kru yang telah menyiapkan mobil terbaik. Semoga di race 2 besok bisa kembali tampil dengan performance terbaik," ungkap Benny yang first time balap di sirkuit Shanghai China.

Di sirkuit Shanghai, Benny didampingi Rendi Erfansyah (kakak ipar), Zavian Fabrizio Santoso (putranya yang pegokart), Dede (expertis datalog) serta Bayu Sulistyo (jurnalis Perfourm).

WET RACE BALAPAN MINGGU

Pada Race 2 hari Minggu, Benny harus tampil dengan wet tyre. Ia balapan pada kondisi hujan rintik mengguyur Shanghai International Circuit. 

Bos Z&C Corp yang bergerak pada ekspor dan impor bawang merah, bawang putih hingga cabe irisan memang seorang fighter sejati. Dari urutan 9, dia bisa merangsek ke depan : ketiga, kedua hingga terdepan.

Sadar terlalu kencang, dan kondisi hujan rintik, Benny mencoba mengendorkan gas. Dia berpikir, tindakannya sangat beresiko. Dia tidak mau konyol. Apalagi serangan para pembalap di belakang, juga memberikan perlawanan keras.

 

Benny akhirnya finish P3 di kelas Cup (AM). Not to bad. Kombinasi P1 dan P3 pada debutnya di Shanghai International Circuit, menandai pembuka TCR Asia Series 2025.

Benny pun kembali naik podium sebagai juara ketiga, dengan menebar senyum. Sebagai satu-satunya pembalap Indonesia yang turun di ajang ini, mampu bersaing dengan 18 pembalap lainnya sebuah kebanggaan tersendiri. 

Makanya, menjadi tantangan tersendiri bagi Benny yang bernaung pada Z Speed Motorsport Malaysia ini. 

Posisi sebagai juara bertahan, juga tidaklah ringan. Seluruh pembalap tentu menempatkan Benny sebagai target man. Harus bisa mengalahkan dia kalau ingin menjadi juara. Dan sebuah prestasi tersendiri jika bisa mengalahkan sang juara bertahan. 

Dari podum 1 kemudian ke podium 3, tetap Benny menebarkan senyuman. Zavian Fabrizio Santoso putra sulungnya yang berusia 12 tahun dan seorang pegokart ikut tersenyum dan tepuk tangan dari bawah podium. 

Kemudian, Rendi Erfansyah seorang pembalap drag race tak lain kakak ipar terus mensupport dan menyemangati Benny.

Serta mas Dede, ahli baca log untuk motor balap asal Sukoharjo Solo yang sangat dipercaya dan telah chemistry dengan cara dan keinginan balap Benny.

Iya, 3 sosok itu yang langsung menyemangati dan menjadi supporter sejati atas penampilan gemilang jawara balap mobil ISSOM Sentul yang selama 20 tahun nyaris tak pernah absen membalap. 

 

Shanghai International Circuit, salah satu sirkuit terbaik di dunia dengan panjang 5,321 km menjadi saksi bisu atas kiprah pembalap asal kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang tak keder sedikit pun.

Lihat saja foto di atas, dalam kondisi trek basah, Benny Santoso dengan mobil Hyundai Elantra N TCR livery dominasi warna biru dan kuning sempat memimpin terdepan dalam kondisi wet race. 

 

Semua seperti telah rapi dan rampung, pada Minggu sore itu juga Benny Santoso cs langsung menuju bandara Shangai untuk kembali pulang ke Indonesia.

Nah, saat itu ada pemberitahuan dari penyelenggara jika trofi juara 3 race dua dicabut. Benny disampaikan melorot menjadi juara 4. Itu buntut terjadinya senggolan Benny dengan salah satu pembalap di lintasan.

Usai race, Benny memang sempat dipanggil Steward untuk hearing. Namun, ini yang kita suka, seperti pada balapan international lainnya, trofi juara harus dibagikan di podium tak lama setelah race. 

Benny pun tidak masalah jika kemudian terkena hukuman penalti waktu, hingga melorot posisinya. "Iya kita terima aja. Itu bagian dari sportivitas. Dan Steward tentu butuh waktu dengan berdiskusi dengan Steward lain, mengamati CCTV sebelum akhirnya menjatuhkan keputusan," senyum Benny. 

Congrats, bos Benny. (wawan)




BACA JUGA